Nanti Senang

Tenang, senangnya nanti saja setelah menang

Sabtu, 05 Juli 2014

Tentang Ini

                Bacalah! Kalau kau mau tahu bacalah. Aku kan bercerita tentang yang menghampiri kepala menyebabkan menggerakan jari. Ini adalah hasil dari pekerjaan di waktu senggang.  Kau akan protes, itu hak mu sebagai mahkluk hidup, lakukanlah sendiri saat aku tak mau mendengarkan agar tak berakibat. Sambil mendengarnya, dia adalah alat elektronik yang bisa memutarkan lagu. Inilah....

                Diam... aku terdiam sendiri disini, memikirkan yang diinginkan dan caranya kesana. Terdengar kicauan burung diluar. Aku tak merasa dipanggil, tapi aku melakukan yang biasa orang dipanggil lakukan. Ku hampiri, mereka merubah letak mereka dengan cepat ke arah awan. Tidak, aku juga tidak merasa dijauhi. Tapi kulakukan hal yang biasa orang dijauhi temannya. Murung, bersedih tanpa alasan. Iri pada burung yang seenaknya kemana saja.
                Tahukah kau yang mereka inginkan?  Yang mereka butuhkan. Iya, binatang memang seperti itu. Berbeda denganmu yang keinginannya tak habis habis. Bisakah mereka merasa senang seperti  spesiesmu? Kau tak mau jawab? Biarlah, biar aku yang sok tahu yang menjawab. Merpati atau Dara sebenarnya beda, tapi kita anggap saja sama. Tak pernah mendua. Tak seperti bang Toyib. Romantis bila diperhatikan. Senangkah kau bila menjadi pelakunya? Aku tak tahu. Tapi dia yang cantik senang katanya kalau merasakannya.
                Ah. Apakah mereka hidup untuk merasa senang seperti kamu, aku, dan kaka adikmu? Kalau kau mau tahu, belajarlah. Kini Angsa. Yang kubahas kini angsa. Yang katanya mereka setia. Yang katanya hidupnya senang bila bersama pasangannya. Yang akan murung bila pasangannya sudah tak mungkin ditemukan dalam keadaan hidup. Mereka akan mati, pasangan mereka habis, kesenangan mereka habis.
                Kesenangan. Bahagia. Kesenangan dan bahagia. Apakah berbeda? Kuanggap sama, jadinya tidak menjadi masalah. Sederhana, katanya cukup dengan melakukan yang ingin kau lakukan. Kutambah dengan syarat kau tak boleh menyesalinya. Kau juga mau menambahkan? Atau membantah? Terserah,  lakukanlah selagi bisa, demi kamu, demi membuatmu merasa senang juga.
                Berpikirlah sekarang, apa yang ingin kau lakukan? Mulai, dimulailah kegiatan olehmu. Kegiatan abstrak. Diam, tapi sebenarnya kau diam. Memang benar diam, ditambah berpikir. Itulah kegiatanmu tadi. Membayangkan macam-macam keadaan dimana kau sebagai pelaku utamanya. Ada ingin merasakannya dengan indranya. Mereka berusaha.
                Aku hanya bisa tertawa. Aku ingin cepat merasakannya. Tapi, setelah dirasakan malah menyesal karena ini terlalu cepat selesai. Terlihatlah di khayalan keinginan yang lainnya. Seperti itu terus sampai tak bisa berkhayal. Tak usah memikirkan keadaan itu. Sekarang, saat ini, saat sebelum aku melakukan hal selanjutnya. Mencoba untuk menemukan rasa baru. Rasa senangkah itu? Bila kulanjutkan yang kulakukan ini, benarlah jawabanmu bila kau menjawab iya.

                Masih ingin kulakukan ini, tapi kini malas menghampiri. Aku mengusirnya. Entahlah kini bukan karena malas. Ini awal, orang suka bilang begitu. Semoga berkelanjutan, semoga kau menanti kelanjutannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar