Nanti Senang

Tenang, senangnya nanti saja setelah menang

Kamis, 31 Juli 2014

Puisi isi 5

Sawah Garut Pagi
Aku menyepi lagi
Disini suhu menyakiti
Dimana tangkai-tangkai geraknya bersama
Disaat petani-petani belum datang
Disaat bintang pelit bersinar
Juga saat terlihat kapas tipis diatas
Latar bumi perlahan berubah
Terkadang butuh banyak warna
Demi nikmatnya mata manusia
Adapun bayangan gagah menghalangi
Yang paling gagah berdiri sendiri
Diatas awan dan disebut Cikuray

Lebaran 14
Darah daging ikatan kami
Bersatu dalam satu ruang, satu waktu
Keluar semua rindu mungkin setahun
Ujung jari meminta ampun
Agar ruhnya bersih, lalu hilangkan salah
Kebersamaan sesaat yang hangat
Selesai sepulang semua
Kembali lewati yang sama
Untuk kembali hidupi rutinitas

Langit
Lukisan tuhan tak terbatas
Dengan kanvas bentuk khusus
Agar terlihat dari semua
Warna sederhana tapi menawan
Kenikmatan dari kebebasan
Kadang bersuara nada marahnya
Bersama hitamnya berkumpulan
Halangi produk mentari yang menangis
Tangisan deras lewati awan menuju bumi
Juga kadang manusia mencampuri
Warna-warni yang berlebihan
Serta bising mengganggu sekejap
Rusakkan dengan sampah gasnya
Membuat bintang malu tunjukan sinarnya
Sepi adalah waktu pertunjukannya
Titik-titik terang berdekatan berjauhan
Memberi arti, terkadang

Pagi mendung
Pagi pagi penuh inspirasi
Mungkin mimpi mimpi belum pergi
Cahaya tak pasti memasuki
Dia pemeran utama galaksi ini
Katanya diam, menurutku juga begitu
Kabut masih menjadi kabut
Embunnya segarkan yang mengantuk
Langit abu tak menentu
Nyamannya pagi seperti ini

Tersesat
Asik mungkin serupa dengan asing
Rasa entahlah yang nyaman
Nyaman diluar kandang ternyaman
Bermacam adaptasi untuk tetap pergi
Mencari jalan ke diri sendiri
Yang berharga yang susah dicari
Benarkah?

TERSESATLAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar