Nanti Senang

Tenang, senangnya nanti saja setelah menang

Jumat, 18 Juli 2014

Puisi isi 6

Tikus
Bermodal niat dan berani
Menyebrang dan tergilas
Hilang jiwanya dan diabaikan
Dia bisa hancurkan rumahmu
Tapi tak seperti kau bunuh dia
Tak bisa kau salahkan dia
Kau salah, susah menyadarinya
Susah mengakuinya
Hingga rata

Menyebalkan
Aku adalah orang baik
Juga kamu, harapku
Nyatanya? Iya
Sebabnya? Baik ku

Nganggur
Sungguh tidak produktif
Aku yang berada di kota sibuk
Bangun lalu bingung
Bingung sebelum tidur
Bingung tentang hasil
Hasil 24 jam dikurang tidur
Seperti kepompong terkeras


Bandung Pagi
Lalu matahari berusaha
Berusaha terlihat bandung
Tangan dipedal kepala dilindungi
Tak jelas, hanya saja warnanya putih
Asapkah? Kuharap kabut
Agar waktu mundur
Hingga hidung tahu

Bandung Pagi Cerah
Mulai lagi
Berganti warna lagi
Semakin cerah semakin cerah
Tapi sejuk, sepi, tenang, nyaman
Selamat pagi kamu
Iyah kamu bandung
Yang diam diam kuintip dari helm
Yang kemana mana gunung
Yang saat itu gunungnya bukan bayangan
Indah seribu hijau yang mengecil
Semakin keatas semakin kecil
Sepasang di utara, mayoritas di selatan
Jadinya aku melambat




Pa Erlan
Luar biasa
Kesan kepada beliau
Kami yang meminta gula
Dia berikan kue termanis
Lebih lagi pelengkap dan hiasannya
Yang tak manis, tapi tambah sedap
Dengan berbeda jadi terbaik
Butuh kain yang menyerap keringat
Agar kami bisa

Kami bisa, namun tak bisa balas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar