Nanti Senang

Tenang, senangnya nanti saja setelah menang

Sabtu, 21 Februari 2015

Curug Bugbrug

Curug Bugbrug
                Bugbrug? Seperti efek suara dari pertengkaran sajah. Hahahahahah. Maaf gak lucu.

                Jadi begini, kenapa sih Bugbrug? Kok namanya Bugbrug? Bangus banget namanya Bugbrug, siapa yang ngasih nama? Bapaknya? Bapaknya siapa? Uyutnya yang ke 23 siapa? Apakah berhubungan dengan Hitler? Atau apapun? ( maaf gak lucu, lagi )

                Simple sih, namanya Bugrug karena saat jatuh seperti bertumpuk-tumpuk atau ngabugbrug.

                Air terjun atau curug ini tingginya 50 meteran lah (aku mungkin saja jatuh dari ketinggian begini bila menuruti perintah teman, untungnya aku lumayan cerdas ). Lalu bila kamu jatuh dari atasnya akan jatuh kedalam kolam sedalam 3 meter. Dengan airnya yang segar, jernih pula, akan terasa seperti iklan minuman soda berinisial SPRIT*. Iklan itu loh, yang nyebur ke lantai, eh malah jadi air. Gitu deh.
                Nah, berawal dari gabut, liat-liat instagram, lalu ketemulah foto kurang lebih begini
 
apa reaksimu bila yang seperti ini ada didekat rumahmu?


                Dari situ tim explore kembali dibentuk. Singkat cerita, sepulang sekolah, dikala hujan rintik-rintik menyerupai gerimis, terkumpulah 4 manusia hebat menjurus nekad dan gak ada kerjaan. Mereka adalah 4 siswa dari SMA yang jarang memberikan libur. Libur begitu langka, hingga kami tetap kekeuh akan melakukan trip ini walaupun hujan. Terdiri dari Habib(saya), Agus, Yaksa, dan Ridlo. Ridlo ini orangnya easy-going menurutku. Bahkan menyebabkan perjalanan bertiga ke stone garden pada waktu sebelumnya bisa terwujudkan berkatnya.
                Menghabiskan sekitar satu setengah jam lebih bila kamu pergi dari Taman Dago menuju curug Bugbrug. Menemukan lokasi curug ini adalah sukar. Tidak ada petunjuk jalan yang menampakan namanya. Tapi jangan khawatir, jiga kamu tetap ingin kesana, ada beberapa kata kunci yang bisa kamu tanyakan pada orang di pinggir jalan :
1.       Bandung
2.       Cimahi
3.       Parongpong
4.       Cisarua
5.       CIC
6.       Curug cimahi (karena letaknya berdekatan)
7.       Curug Bugbrug
8.       INDONESIA

Waktu itu, karena katanya akses menuju curug Bugbrug ini belum selesai. Jadi mengharuskan kami memarkirkan motor didepan rumah warga, tentunya setelah permisi dan minta ijin. Lalu jalan menyusuri jalan setapak yang basah disentuh hujan beberapa menit sebelumnya. Sungguh tenang rasanya disana, ditemani hijau-hijau daun berbutir air segar.
                Berjalan sebentar mempertemukan kami dengan sungai. Menyeberangi sungai bisa dengan menggunakan jembatan yang sudah disediakan juga bisa dengan menyeberangi sungainya langsung seperti manusia yang hampir gila(yakali ngapain lu nyeberangin sungainya dengan nyemplungin kaki lu padahal disana udah ada jembatan?). Setelah jembatan hanya tinggal jalan lagi sekitar 15 menit.
                Yang membuatku senang adalah pemandangan indah seperti yang di instagram, mirip sekali. Dan yang membuatku lebih senang adalah pos atau saung yang bertuliskan tarif masuk per orang. Kenapa senang? Karena posnya kosong! Gyahahahahaha. Trip sepulang sekolah memang menyenangkan dengan caranya sendiri. Walau waktunya terbatas namun bisa membatasi pengeluaran hehe.
                Teruslah berjalan kami dari sana. Hingga sampai dibawah. Melihat tebing coklat, hijau, air, daun, akar, dan batu. Jika beruntung, jika jeli, kamu akan menemukan pelangi seperti kami. Saya tidak menganjurkan kalian untuk berenang, walau sebenarnya saya ingin sekali berenang disana. Bagaimana tidak? Why not? Dingin airnya begitu mempersilahkan. Hijau airnya bukan karena tidak jernih. Curug ini menyuguhi kami ketenangan.

 
Habib dan Yaksa tidak jadi berenang

Agus alay

Ridlo sukanya siluet by:Habib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar