Nanti Senang

Tenang, senangnya nanti saja setelah menang

Jumat, 23 Januari 2015

Ranca Buaya

Nekad Ranca Buaya
                Maap2, kalo di instagram tuh posting beginian pasti pake #latepost, soalnya dilaksanakan tahun lalu(2014). Short trip yang satu ini seperti yang saat ke Papandayan, dilakukan tepat beberapa hari sebelum bagi rapot. Bisa dibilang lebih ekstrem, aku pergi kesana tanpa minta ijin loh. Kenavah? (ceritanya anak alay tiba2 jb jb nanya). Ya soalnya RancaBuaya itu gak bisa dibilang deket dari rumah, mana trek kesananya lumayan sedikit susah, dan paling parahnya tuh aku kesana cuman berdua satu motor, pastinya pake Revi, motorku revo. Bersama Jhon, dia kupanggil jon, jarang ramdan, kadang-kadang Hafizh.
                Direncakan semalam sebelumnya via line. Jon bertanya, “bib mau kabur gak?”. Aku bingung, dia menjelaskan, tanpa pikir panjang aku tanggapi, “hayu aja” karena udah dari lama aku ngebet banget pingin ke pantai.
                Dimulai dari hari keberangkatan, paginya tuh aku sekolah, jon juga. Sepulang sekolah kita bertemu, dengan tenang dia menjawab pertanyaanku,”terserah, gimana nantilah”. Beberapa jam berlalu hingga sekitar jam 4 atau 5. Setelah jon menyelesaikan urusannya, kita berangkat dari sekolah menuju rumah jon( memang rumah jon akan searah bila kamu mau ke garut dari dago ). Di rumah jon aku solat maghrib dan tidak makan. Oke, persiapan sudah tercipta masih berantakan memang tapi kita sudah telat jadi harus disegerakan.
                Berangkatlah kita bersama semua orang yang tidak kukenal yang pulang kerja di jam 7 malam itu. Melalui nagreg dulu pertama. Disana kita singgah dulu di masjid untuk makan saja hehehe. Sialnya, nasi goreng disana tuh gak sesuai dengan isi dompet kita, namun rasa lapar memaksa. Dan ternyata kita sial lagi, nasi gorengnya tuh 17ribu tapi gak lebih banyak dari nasi goreng di depan sekolahku yang harganya cuman 6ribu. Selesai makan kita kabur mumpung gak ada tukang parkir.
                Sekitar jam 8 atau 9 kita sudah sampe di indomar*t, indomar*t garut tapi, keren kan? Kenapa harus indomar*t? Kenapa gak alfa centauri? Karena alfa centauri gak bisa seduh popmie hehe. Serius deh, saat itu disana hujan jadi memaksa kita untuk meneduh di ituh indomar*t. Disana aku makan popmie. Menunggu hujan selesai.

                Nah dari sini kebodohanku kambuh entah kenapa. Secara sudah jam malam dan kita harus istirahat. Sudah ditawari menginap dirumah om-ku oleh mamah, mungkin sudah disiapkan kasur empuk dan ayam tiren, malah aku melewatinya begitu saja, hujan lagih, yasudahlah. Sekalian flashback, kita jadinya tidur setelah shalat isya di masjid kaki gunung papandayan. Sebenarnya kita bisa singgah dulu di warung yang dulu jadi tempat menginap sebelum mendaki papandayan, siapa tahu ditawari menginap lagi, tapi kebodohan itu belum sembuh, sebaiknya aku tidur saja.
                Seperti yang kuduga ketika malamnya, kita pasti telat berangkat besoknya. Garut pagi memang indah. Perjalanan dari situ pemandangannya luar biasa. Ada Cikuray, gunung, awan, jalan sepi, kabut, basah, licin, sawah, kebun, sedikit hutan, dan bukit. Juga ada pom bensin kecil yang jarang kamu temui di pusat kota. Tak banyak cerita di perjalanan. Hanya Jon yang muntah di depan tempat makan yang belum menyediakan nasi, jadi disana Jon hanya beli mie dan aku kopi. Kita sampai di pesisir itu pukul 7 atau 8. Yahhhh tak sempat melihat sunrise. Tapi tak apa, mendengar deburan ombak sajah aku sudah tertawa bahagia seperti anak kecil yang dipertemukan dengan power ranger. Iyah aku tertawa karena sudah sangat lama yang kudamba ini terwujudkan juga. Ada rasa bangga yang membuatku merasakan bahwa aku adalah petualang. Rasanya seperti petualang itu adalah sebuah gelar yang tak mudah diraih, maksudku siapa coba yang mau pergi dari bandung ke pameungpeuk tanpa membawa uang lebih dari 100ribu? Siapa coba yang sepulang sekolah langsung pergi ke pantai dan masih memakai seragam? Aku dan Jon adalah manusia langka.
                Sabar, sebelum ke RancaBuaya kita singgah dulu di sebuah tempat. Disini viewnya edan men! Depanmu itu laut, belakangmu itu tanah luas minim rumah, banyak bukit, gunung dan anak-anaknya. Mungkin setelah sejam atau kurang kita mengambil gambar disana kita melanjutkan perjalanan.
Jangan terjun, airnya asin


                Yeayyy! Finish! Entah aku balapan sama siapa? Tapi aku merasa sangat juara. Disambut oleh pasir, perahu, pantai, dan Patrick Star. Pantai rancabuaya tuh memiliki area lumayan kecil yang airnya tuh tenang, disana banyak hidup bintang laut, bulu babi, kepiting(Tuan Crab), dan siput laut(Atau Gary peliharan spongegob). Sayangnya kita gak bertemu spongebob, aduhh padahal aku nge fans banget tuh sama si bob tapi sekarang udah engga jadi gak kecewa hehehe. Udah males cerita, enjoy the picture aja yah.

Airnya jernih brohh


Hi patrick

Main main endiri

kakeknya patrick



                Sekitar jam 11 kita berangkat pulang, say goodbye to some little boy, but dicuekin, gapapalah orang akunya juga suaranya gak kedengeran. Nah jalur pulang kita nih beda sama jalur sebelumnya kita pergi. Kita sekarang lewat pangalengan. Explorenya tuh lebih kerasa lewat sini, trek awalnya tuh rada ekstrem. Kanan kiri jurang broh! Dan aku sempat lihat burung besar, mungkin elang. Ada kebun teh yang bagus buat jadi background foto dan lewat sebuai danau indah yang membuat mataku melek lagi, padahal udah lelah bermain di RancaBuaya. Jam 3 atau 4 kita udah nyampe dibandung. Kuantar Jon sampe rumahnya. Selamat tinggal teman, anda luar biasa. Dan aku harus pulang melawan macet sambil sempoyongan.

End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar