Kejadian Pemberian
Masih
ingatkah aku saat itu? Sulit sekali tuk berpikir dan mudah sekali untuk
diingat. Ketika langkah-langkah yang ku lakukan menjadikan gempa untuk Bandung
dan sekitarku. Dan langit seindah apapun tak akan kuperhatikan karena malu masih
mengharamkan menengadah. Juga terasa seperti konser tunggal, dimana suaramu
sebagai satu-satunya melodi yang kudengar dan yang lainnya hanya alat-alat
untuk perkusi. Seistimewa itukah tuan putri yang satu ini? Kukira lebih.
Kejadian
ini bertemakan pemberian, diperankan suatu hadiah yang berkelana dari satu pria
yang mengidap penyakit keresahan karena memiliki hadiah itu menuju sang gadis
tujuan hadiah itu, juga tujuan pria itu. Tidak banyak cerita didalamnya, hanya
rasa-rasa yang timbul dan tidak, labilnya luar biasa. Protagonis dan
antagonisnya ada dalam pria itu, antara terus maju dan mundurnya ada dalam pria
itu. Antara happy ending dan sad endingnya ada dalam pria itu.
Sungguh pria itu sudah seperti Tuhan saja bagi dirinya sendiri, dikala dirinya merasa
sangat lemah.
Bilamana
aku adalah tawanan yang memiliki informasi penting, penghargaan akan kuraih
ketika aku pulang kembali dengan tubuh sisa tersiksa. Beberapa kata seperti
tersesat dalam aura itu. Hangatmu itu mampu membakar setengah kamusku. Demi
melindungi kata-kata penting, batin ini berani menyiksa diri sendiri. Mungkin
inilah yang disebut malu atau tidak berani.
Tapi
para penonton yang kupaksa menonton sudah memaksaku melakukan atraksi. Mulailah
aku menciptakan kejadian ini. Dan mulailah untuk memikirkan atraksi selanjutnya
yang kegagalannya dikarenakan tidak lebih hebat dari atraksi sebelumnya. Aku
ingat, kritik para penonton adalah menambahkan yang kurang. Mengeluarkan dialog
yang baru, yang maju, yang berkembang, yang dalam.
Kuakhiri
kejadian ini, saat itu aku menjadi manusia munafik yang menghindari tuduhan
”manusia memang tak pernah puas”. Siapa coba yang menggerakan tubuh ini agar
menjauh darinya? Aku rasa bukan aku, tapi itulah aku. Ini semacam membohongi
diri sendiri, lalu memantul menjadi membohongi semua orang yang menjadi saksi.
Dan pada akhirnya semua penonton akan tidak puas. Mereka semua demo, dan akulah
pemimpinnya. Karena aku yang paling merasa tidak puas, bila aku jujur.
14 desember 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar