Tikus
Bermodal niat dan
berani
Menyebrang dan
tergilas
Hilang jiwanya dan
diabaikan
Dia bisa hancurkan
rumahmu
Tapi tak seperti kau
bunuh dia
Tak bisa kau salahkan
dia
Kau salah, susah
menyadarinya
Susah mengakuinya
Hingga rata
Menyebalkan
Aku adalah orang baik
Juga kamu, harapku
Nyatanya? Iya
Sebabnya? Baik ku
Nganggur
Sungguh tidak
produktif
Aku yang berada di
kota sibuk
Bangun lalu bingung
Bingung sebelum tidur
Bingung tentang hasil
Hasil 24 jam dikurang
tidur
Seperti kepompong
terkeras
Bandung Pagi
Lalu matahari
berusaha
Berusaha terlihat
bandung
Tangan dipedal kepala
dilindungi
Tak jelas, hanya saja
warnanya putih
Asapkah? Kuharap
kabut
Agar waktu mundur
Hingga hidung tahu
Bandung Pagi Cerah
Mulai lagi
Berganti warna lagi
Semakin cerah semakin
cerah
Tapi sejuk, sepi,
tenang, nyaman
Selamat pagi kamu
Iyah kamu bandung
Yang diam diam
kuintip dari helm
Yang kemana mana
gunung
Yang saat itu
gunungnya bukan bayangan
Indah seribu hijau
yang mengecil
Semakin keatas
semakin kecil
Sepasang di utara,
mayoritas di selatan
Jadinya aku melambat
Pa Erlan
Luar biasa
Kesan kepada beliau
Kami yang meminta
gula
Dia berikan kue
termanis
Lebih lagi pelengkap
dan hiasannya
Yang tak manis, tapi
tambah sedap
Dengan berbeda jadi
terbaik
Butuh kain yang
menyerap keringat
Agar kami bisa
Kami bisa, namun tak
bisa balas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar