Sawah Garut Pagi
Aku menyepi lagi
Disini suhu menyakiti
Dimana
tangkai-tangkai geraknya bersama
Disaat petani-petani
belum datang
Disaat bintang pelit
bersinar
Juga saat terlihat
kapas tipis diatas
Latar bumi perlahan
berubah
Terkadang butuh
banyak warna
Demi nikmatnya mata
manusia
Adapun bayangan gagah
menghalangi
Yang paling gagah
berdiri sendiri
Diatas awan dan
disebut Cikuray
Lebaran 14
Darah daging ikatan
kami
Bersatu dalam satu
ruang, satu waktu
Keluar semua rindu
mungkin setahun
Ujung jari meminta ampun
Agar ruhnya bersih,
lalu hilangkan salah
Kebersamaan sesaat
yang hangat
Selesai sepulang
semua
Kembali lewati yang
sama
Untuk kembali hidupi
rutinitas
Langit
Lukisan tuhan tak
terbatas
Dengan kanvas bentuk
khusus
Agar terlihat dari
semua
Warna sederhana tapi
menawan
Kenikmatan dari
kebebasan
Kadang bersuara nada
marahnya
Bersama hitamnya
berkumpulan
Halangi produk
mentari yang menangis
Tangisan deras lewati
awan menuju bumi
Juga kadang manusia
mencampuri
Warna-warni yang
berlebihan
Serta bising mengganggu
sekejap
Rusakkan dengan
sampah gasnya
Membuat bintang malu
tunjukan sinarnya
Sepi adalah waktu
pertunjukannya
Titik-titik terang
berdekatan berjauhan
Memberi arti,
terkadang
Pagi mendung
Pagi pagi penuh
inspirasi
Mungkin mimpi mimpi
belum pergi
Cahaya tak pasti
memasuki
Dia pemeran utama
galaksi ini
Katanya diam,
menurutku juga begitu
Kabut masih menjadi
kabut
Embunnya segarkan
yang mengantuk
Langit abu tak
menentu
Nyamannya pagi
seperti ini
Tersesat
Asik mungkin serupa
dengan asing
Rasa entahlah yang
nyaman
Nyaman diluar kandang
ternyaman
Bermacam adaptasi
untuk tetap pergi
Mencari jalan ke diri
sendiri
Yang berharga yang
susah dicari
Benarkah?
TERSESATLAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar