Stone Garden
Telah kuincar sejak sebelum
liburan destinasi yang satu ini. Kadang terpikir juga ketika jenuh untuk pergi
sendiri kesana. Tapi, setelah aku baca-baca blog dan liat video tentang Stone
Garden ini, pikiranku meng-asumsikan bahwa Stone Garden ini adalah sebuah
gunung kecil yang sepi, yang dibawahnya ada gua bernama Gua Pawon. Jikalau aku
pergi kesana sendirian, Gua Pawon tak akan berani kucicipi. Bahkan menuju ke
Stone Garden nya pun aku belum tentu berani. Ada foto di google yang
memperlihatkan foto beberapa anak kecil yang bermain diantara batu yang
artistik ini. Aku menyimpulkan bahwa dari tempat parkir menuju Stone Garden ini
hanya mendaki yang tidak terlalu sulit, anak kecil saja bisa. Juga aku berpikir
mungkin bila aku pergi sendiri akan bertemu anak-anak ini dan bisa bermain di
Stone Garden bersama, kan menyenangkan? Sayangnya aku masih saja takut sendiri.
Jadi, ya, jadi bagaimana lagi,
harus mencari dan mengajak teman. Pertama sekali, mengajak sekolompok teman di
grup line, dengan meng-share screenshot Stone Garden yang kuambil dari akun instagram
Explorebandung. Tidak ada balasan, hanya di read. Kedua, teman kelas.
Kebanyakan teman kelasku adalah warga-warga Bandung Timur yang bila bermain ke
Stone Garden itu jauh katanya. Namun,
setelah aku tanyakan di grup line, beberapa memang ada yang berkata “Hayu atuh”
atau “hayu”. Lalu menentukan hari. Dan beberapa hari sebelum hari H terjadi
percakapan via line. Kebetulan hari-hari sebelumnya sering terjadi hujan. Membuatku
memberi info tentang cuaca yang akan membuat trek hiking ke Stone Garden akan
menjadi licin dan berbahaya. Sudah kuduga, pasti banyak yang akan membatalkan.
Ya sudahlah.
Namun, ajakan kedua ini tidak
menghasilkan sesuatu yang sia-sia. Satu teman kelasku yang tinggal di cimahi
seperti ngotot pingin kesana, namanya Ridlo. Ajakan ketiga aku arahkan pada mereka,
teman-teman smp ku dulu, termasuk Ridlo. Ada yang diajak via line, ada yang
diajak via bertemu langsung. Diakhir pekan liburan aku bermain basket dengan
Zaki. Disana kuajak dia, dan dia mau, mungkin karena gak ada kerjaan dirumah,
atau bosan. Mereka yang diajak via line seperti mau-tidak-mau. Membuatku
bingung saja. Tinggal menentukan hari.
Hari yang terpilih jatuh pada hari pertama aku dan Ridlo masuk sekolah.
Dan anggota yang berangkat diperjalanan ini hanya bertiga, aku, Ridlo, dan
Zaki.
“Gatau bib, pokoknya harus jadi,”
Begitu katanya, kata Ridlo, saat menjelang bel pulang sekolah. Bingung juga,
tapi inilah yang aku suka darinya. Ketertarikannya akan petualangan diatas
rata-rata manusia seumurannya. Dia adalah manusia langka. Manusia yang easy going adalah manusia yang langka,
yang keren, dan hebat dah. Sepulang sekolah langsung CAW! Menuju rumah Zaki
karena memang searah dengan Stone Garden.
Perjalanan tiga sekawan dimulai di siang hari, di depan komplek yang ada
patung kudanya, di daerah Padalarang.
Para blogger menuliskan bahwa
perjalanan dari Bandung ke Stone Garden hanya menempuh waktu 1 jam.Tidak
seperti ekspetasi, kami yang memulai perjalanan dari Padalarang harus menempuh
waktu 1 setengah jam, mungkin lebih. Dikarenakan tersesat dan macet. Namun,
tersesat gak semenyebalkan yang seperti kamu kira. Tersesat itu menyenangkan.
Dan aku punya info penting. Ketika kamu sudah sampai di daerah yang banyak truk
besar pembawa kapur dan tentunya kamu sudah bisa melihat banyak gunung kapur,
bila kamu berangkat dari arah Bandung, sering-sering lah menengok ke arah
kanan, jangan mengebut, nanti terlewat, bahkan jalur di GPS pun salah bila kamu
mengebut. Di sisi kanan akan ada gerbang menuju suatu jalan menurun. Di gerbang
atau gapura itu ada tulisan situs wisata *kalo tidak salah, mm saya sedikit
lupa. Aku melihat gapura itu, dan kami melewatinya begitu saja. Jadi aku stop
motorku ke pinggir jalan. Mereka juga sama. Kubilang bahwa kita harus berputar.
Dan benar saja, kita menemukan jalan menuju Stone Garden dan Gua Pawon, walau
sedikit rancu juga, karena hanya ada penunjuk jalan menuju Gua Pawon. Yasudah
kita ikuti petunjuk jalan itu.
Sampailah di Gerbang Gua Pawon. Bayar
tiket dulu, tanda tangan, parkir motor, dan Caw! Lets Explore! Jalan jalan
jalan, terlihat jalan menuju Gua Pawon yang lumayan sulit. Jadi kami berjalan
dulu kebawah, entah kemana, sepertinya kami salah jalan, tak apa, hikmahnya
disini kita menemukan ular hidup. Udah jarang ada di kota mah yang kaya
beginian. Dengan sombong kita foto ular itu.
Lanjut ke Gua Pawon. Gua ini
menyimpan stalaktit, stalakmit, kelelawar atau kalong, tai kelelawar atau
kalong, replika fosil manusia purba, dan banyak lagi. Disarankan agar memakai
tangan lengan panjang, juga celana panjang, jangan lupa buff dan kupluk. Kulit
temanku yang terkena tai kalong menjadi bentol dan seketika gatal. Untungnya
tidak menjadi masalah besar. Dia terkena tai lalat ketika akan memotret lubang
diatap gua yang banyak berterbangan kelelawar disana. Mungkin ada kalong yang
boker di udara dan jatuh tepat di tangan si Zaki. Akurasi yang hebat.
Lanjut ke tempat parkir. Di
tempat parkir ada jalur hiking menuju Stone Garden. Jalurnya licin bro.
Kemarinnya hujan. Dan kita bertiga udah gak mau ambik pusing lagi menentukan
hari. Dan hujan di hari kemarin pun ada hal positive nya loh. Ada. Langit
dikala itu jadi lebih indah dan bersih. Setelah ber hiking ria selama sekitar
20 menit kita sampai di suatu tempat yang ada posnya. Disana kamu bisa melihat
beberapa motor terparkir. Lupakan. Walau ini kenyataan. Disana kamu akan
melewati pos, dan akan ditagih uang, nomor telepon, dan tanda tangan oleh
beberapa remaja yang menjaga pos itu. YEAY! Kita sampai di Stone Garden. Sekarang
liat-liat aja fotonya yah.
![]() |
Bukan keluar dari Gua Pawon |
![]() |
Temennya Stone Garden |
![]() |
Ular hidup liar yang keren |
![]() |
Pulang telat |
![]() |
Lubang di langit-langit Gua Pawon, banyak kalong dan Tai terjun |
Dan terakhir, aku ingin
menyarankan. Bila kalian melewati Kota Baru atau Puspa Iptek. Sempatkanlah
untuk singgah ke masjid Al-Irsyad karya Ridwan Kamil. Aku salat maghrib disana,
dan rasanya mengagumkan. Dan bila kalian makan dulu di dekat tempat parkir
masjid itu. Sampaikanlah salam dariku kepada kucing pintar berwarna putih
orange, juga pada pemilik warungnya.
Sebenarnya, kami merekam juga, tapi terlalu amatir, jadi tidak usah di upload
Dan ditengah acara hiking ini, kami kebingungan mencari nama untuk tim ini. Ada yang mau memberi saran dengan cara komentar? tolong.....?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar