Curug Bugbrug
Bugbrug?
Seperti efek suara dari pertengkaran sajah. Hahahahahah. Maaf gak lucu.
Jadi
begini, kenapa sih Bugbrug? Kok namanya Bugbrug? Bangus banget namanya Bugbrug,
siapa yang ngasih nama? Bapaknya? Bapaknya siapa? Uyutnya yang ke 23 siapa? Apakah
berhubungan dengan Hitler? Atau apapun? ( maaf gak lucu, lagi )
Simple
sih, namanya Bugrug karena saat jatuh seperti bertumpuk-tumpuk atau ngabugbrug.
Air
terjun atau curug ini tingginya 50 meteran lah (aku mungkin saja jatuh dari ketinggian
begini bila menuruti perintah teman, untungnya aku lumayan cerdas ). Lalu bila
kamu jatuh dari atasnya akan jatuh kedalam kolam sedalam 3 meter. Dengan airnya
yang segar, jernih pula, akan terasa seperti iklan minuman soda berinisial
SPRIT*. Iklan itu loh, yang nyebur ke lantai, eh malah jadi air. Gitu deh.
Nah, berawal
dari gabut, liat-liat instagram, lalu ketemulah foto kurang lebih begini
Dari situ
tim explore kembali dibentuk. Singkat cerita, sepulang sekolah, dikala hujan
rintik-rintik menyerupai gerimis, terkumpulah 4 manusia hebat menjurus nekad
dan gak ada kerjaan. Mereka adalah 4 siswa dari SMA yang jarang memberikan
libur. Libur begitu langka, hingga kami tetap kekeuh akan melakukan trip ini
walaupun hujan. Terdiri dari Habib(saya), Agus, Yaksa, dan Ridlo. Ridlo ini
orangnya easy-going menurutku. Bahkan menyebabkan perjalanan bertiga ke stone
garden pada waktu sebelumnya bisa terwujudkan berkatnya.
Menghabiskan
sekitar satu setengah jam lebih bila kamu pergi dari Taman Dago menuju curug
Bugbrug. Menemukan lokasi curug ini adalah sukar. Tidak ada petunjuk jalan yang
menampakan namanya. Tapi jangan khawatir, jiga kamu tetap ingin kesana, ada
beberapa kata kunci yang bisa kamu tanyakan pada orang di pinggir jalan :
1.
Bandung
2.
Cimahi
3.
Parongpong
4.
Cisarua
5.
CIC
6.
Curug cimahi (karena letaknya berdekatan)
7.
Curug Bugbrug
8.
INDONESIA
Waktu itu,
karena katanya akses menuju curug Bugbrug ini belum selesai. Jadi mengharuskan
kami memarkirkan motor didepan rumah warga, tentunya setelah permisi dan minta
ijin. Lalu jalan menyusuri jalan setapak yang basah disentuh hujan beberapa
menit sebelumnya. Sungguh tenang rasanya disana, ditemani hijau-hijau daun
berbutir air segar.
Berjalan
sebentar mempertemukan kami dengan sungai. Menyeberangi sungai bisa dengan
menggunakan jembatan yang sudah disediakan juga bisa dengan menyeberangi
sungainya langsung seperti manusia yang hampir gila(yakali ngapain lu
nyeberangin sungainya dengan nyemplungin kaki lu padahal disana udah ada
jembatan?). Setelah jembatan hanya tinggal jalan lagi sekitar 15 menit.
Yang
membuatku senang adalah pemandangan indah seperti yang di instagram, mirip
sekali. Dan yang membuatku lebih senang adalah pos atau saung yang bertuliskan
tarif masuk per orang. Kenapa senang? Karena posnya kosong! Gyahahahahaha. Trip
sepulang sekolah memang menyenangkan dengan caranya sendiri. Walau waktunya
terbatas namun bisa membatasi pengeluaran hehe.
Teruslah
berjalan kami dari sana. Hingga sampai dibawah. Melihat tebing coklat, hijau,
air, daun, akar, dan batu. Jika beruntung, jika jeli, kamu akan menemukan
pelangi seperti kami. Saya tidak menganjurkan kalian untuk berenang, walau
sebenarnya saya ingin sekali berenang disana. Bagaimana tidak? Why not? Dingin airnya
begitu mempersilahkan. Hijau airnya bukan karena tidak jernih. Curug ini menyuguhi
kami ketenangan.
![]() |
Agus alay |
![]() |
Ridlo sukanya siluet by:Habib |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar