Hujan Sebelum Malam Minggu
Hujan memelukku erat
Hingga bajuku ketat
Dan dia menemaniku
menangis
Pasti hujan senasib denganku
Di sebentar lagi, di
malam minggu
Ketika Kamu Sakit
Sakit kamu jatuh dari
motor
Pararel dengan hatiku
Yang merasa
dijatuhkan burung elang
Sebagai Surga
Liciknya dirimu
Hanya dengan
tersenyum
Bisa mengalahkan
Mahameru dan Raja Ampat
Dalam daftar
destinasi yang kan kutuju
Sebagai surga
Buta Warna Mata Hati
Ada yang namanya mata
hati
Mungkin mata hatiku
menderita buta warna
Karena lampu hijau
darimu tak pernah hijau
Selalu warna merah
bergantian dengan merah lainnya
Kata hatiku
I 3
Besok menu makanmu
apa?
Aku salah satunya
Sebagai cokelat
Yang menutup lelahmu,
menemani santaimu
Jatuh Hati
Aku perahu
Singgah dan melihat
pulau senyummu
Aneh, jangkar hatiku
terjatuh
Dan sialnya
Berat sangat jika
diangkat
Tertawalah
Tertawalah
Aku menikmatinya
Kubuat kau tertawa
riang
Aku sedang berbangga
senang
Tertawalah bersamanya
Semua suara serasa
suara menertawaiku
Soal Kejar Mengejar
Soal kejar mengejar
Tanyakan saja pada
predator yang sudah kenyang
Dulunya mereka kurus
dan cepat
Lalu jadi bahagia dan
bisa istirahat
Cara mereka mengejar mangsanya
seperti mengatakan kepadaku
Fokus saja pada apa
yang kau kejar
Buat dia merasa
istimewa
Dan dia akan
merelakan hidupnya untukmu
2 Meter Darimu
2 meter dekatmu
memang menyenangkan
Mengapa tak bisa
lebih dekat?
Pertanyaan ini terus
menghantui
Terus menghantui
membuat sibuk sendiri
Lalu kau mendekati
Dia, temanmu yang kau
dekati
Lalu aku juga ada
yang mendekati
Dia, rasa sesal yang
sesak di hati
Meleleh
Hai
Jangan senyum dulu
Tunggu aku ditiup
Setelah mengirimkan
doa
Sekarang
Silahkan tersenyum indah,
hangat
Aku sudah boleh
meleleh
Insomnia
Disini gelap aku
ingin terlelap
Maksudnya pingin
istirahat
Tapi otak ini masih
keasikan
Masih semangat
menciptakan dirimu
Yang tidak nyata
Tidak menyenangkan
memang
Terus berpikir
Sialan, masa lalu
sedang ingin diputar
Karena perhatian,
kamu melarang
Senangnya memikirkan
masa besok
Sedang kuputar
bayangan indah sialan
Tetap saja berpikir
Telmi
Ah, ide cemerlang
Kenapa terlambat
datang
Tapi takkan kubuang
Semoga kejadiannya
berulang
Di masa yang akan
datang
Dan dengan hasil yang
buat senang
Dan kita lebih dekat
berbincang
Selalu terbayang
Harapan Denganmu
Senyummu beri aku
harapan
Yang selalu terbunuh
saat aku cemburu
Akankah habis harapan
ini?
Terjadi apakah bila
habis?
Memikirkanmu
Memikirkanmu adalah
keajaiban
Saat itu, aku fokus
terhadap sesuatu yang tidak ada
Tapi harus ada yang
dikorbankan
Duniaku tenggelam
dalam lamunan
Tak peduli
Aku ingin tak peduli
Tapi aku hanya bisa
jadi aktor
Dan juga ini jalan
yang salah
Karena hati benci
berpura-pura
Sungguh hatiku tidak
nyaman
Auramu terlalu
istimewa
Jadi merasa rendahan
Karena didalamnya
selalu serba salah
Bagai kumbang
Yang hilang radarnya
Tak bisa mengejar
bunya yang diam
Takut menghisap bunga
yang salah
Padahal aku punya
mata
Yang mengatakan semua
Yang mengatakan dia
indah
Yang mengatakan dia
disana
Dan malah aku menutup
mata
Tuk tak lihat
keindahannya
Karena aku merasa tak
pantas
Aku hanya serangga
Dan kau
Bunga terindah yang
sedang disinggahi lebah
Kemarin sampai besok
Kemarin hatiku keras
Kemarin aku malas
Kemarin aku telat
Kemarin selalu penat
Lalu
Tadi mata kita saling
lihat
Janji kita saling
sepakat
Jadi
Besok aku kan
semangat
Pagi kuberi kata
selamat
Mampu bangun di pagi
gelap
Berangkat cepat,
menjemput harap
Sebelum Bertemu
Menghitung waktu
hingga saatnya
Janji berdua
terkabulkan
Sebelum itu masih
banyak
Resah gundah dan
sebagainya
Jodoh
Yang ada di tangan Tuhan
Jangan kemana-mana
dulu
Sebentar lagi aku
datang menjemput
Lalu meminta dibawah
tangannya
Mungkin Tuhan takkan
melepaskan begitu saja
Dan pasti aku takkan
menyerah begitu saja
Syaratnya baca Quran
sampai tamat
Aku hanya baca
al-ihklas 9 ayat
Tuhan melepaskannya
Tuha jangan bersedih
Aku akan
mengembalikannya
Karena tempatnya
seharusnya di surga
Masa lalu, lalu Sekarang
Aku memberimu masa
lalu
Yang indah namun
menyesalkan
Yang penuh kenangan
namun mengecewakan
Yang menghasilkan
sekarang yang membingungkan
Dulu kita
dipertemukan
Dulu aku bersyukur
senang
Dulu aku selalu
tenang
Dulu kau tak perlu
kukenang
Kini pertemuan harus
kuperjuangkan
Kini aku menyesal
pernah mengenalmu
Karena kini hati
memaksa mengejarmu
Namun belum pernah
kuturuti itu
Melawan hati sendiri
sungguh menyakitkan
Ketika kau hadir, kau
cetuskan konflik batin dalam diriku
Hatiku dengan
seenaknya memaksa mendekati hatimu
Namun rasa malu
melawan, menyarankan mencari aman
Dan lalu aku mencari
aman
Tapi yang kutemukan
sekarang hanya penyesalan
Meminta maafkah jalan
keluar?
Salahkah semua bila
kubiarkan?
Salah Tingkah
Kau membuatku selalu
kalah
Dalam lomba
menghindari salah tingkah
Dan jauh lebih parah
Bicara wajar saja
sudah susah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar